*MANAJEMEN KONFLIK*
Jika ada masalah dalam kehidupan? Sampai terjadi konflik? Itu wajar dan normal terjadi karena mungkin banyak nya interaksi diantara orang-orang disana. Andaikan ga ada interaksi, apalagi juga ga saling kenal, bisa jadi ga ada konflik disana, karena memang ga ada interaksi
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, ia memiliki karakter yang unik --berbeda satu dengan yang lain, bahkan sekalipun kembar identik. Berbeda karakter, sifat, pemikiran, sampai pada ciri fisiknya bahkan latar belakangnya.
Disebut sebagai mahluk sosial, karena manusia di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Selalu saling berinteraksi, bahkan saling membutuhkan.
![]() |
Peluang Usaha 2020 - Manajemen konflik |
Kedua hal inilah yang menyebabkan manusia satu dengan yang lainnya seringkali terlibat konflik. Karena sebagai individu dengan karakter, pemikiran, dan pendapatnya, harus berinteraksi dengan manusia lain yang punya karakter, pemikiran dan pendapat berbeda.
Alloh yang menciptakan manusia dengan segala perbedaannya. Hal ini disebutkan dalam QS. Al Hujarat : 13.
Perbedaan Alloh ciptakan bukan dengan maksud agar terjadi pertikaian, atau perselisihan, melainkan agar satu sama lain saling mengenal.
Lalu, bagaimana jika sesama manusia terjadi konflik?
Ternyata, Alloh juga sudah menurunkan panduannya.
*Pertama, Empati.*
Yaitu berusaha menempatkan posisi kita pada posisi orang lain. Sehingga kita bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain, bisa melihat dari sudut pandang orang lain.
Lawan dari empati adalah egoisme, individualisme, mementingkan diri sendiri. Ini sangat berbahaya dan sangat dibenci oleh Alloh. Bahkan dalam skala besar, indivualisme inilah yang menyebabkan munculnya pejabat serakah dan masa bodoh.
Mungkin, empati itu berat. Tapi bukan tidak mungkin dilakukan. Justru karena tidak mudah, insyaaAllah buahnya juga indah.
Saat si A tersinggung dengan perkataan si B. Kemudian si A berfikir pasti ada kesalahan yang aku lakukan sampai si B berkata seperti itu. Si A tidak marah apalagi membalas, justru malah tabayun dan minta maaf. Tidak ada konfrontasi, tapi yang ada justru toleransi. Indah bukan?
*Kedua, Pikirkan kemungkinan terburuk.*
Apa yang akan terjadi jika kita melakukan konfrontasi? Yang pasti Alloh tidak ridho. Itu merupakan kerugian yang cukup besar untuk kita.
Kemudian, bagaimana jika ada korban? Korban materi, bahkan sampai korban jiwa? Maka kemungkinan masalah bukannya selesai tapi justru bisa melebar kemana-mana.
Dan yang lebih parah lagi, kita secara tidak langsung mengajarkan sesuatu yang tidak baik pada anak-anak. Jika mereka meniru, maka keburukan lah yang akan mereka lakukan, kitapun rugi juga.
*Ketiga, Istisyaroh.*
Yaitu mencari pendapat pihak ketiga yang ahli dan netral. Hal ini juga sering dilakukan oleh para sahabat Rosululloh.
Suatu ketika, Abu Dzar pernah berbeda pendapat dengan Bilal hingga terjadi konflik dan Abu Dzar berkata pada Bilal, “Beraninya kamu menyalahkanku, wahai anak wanita berkulit hitam?”
“Lâ Ilâha illallâh! Bercerminlah engkau. Lihatlah siapa dirimu sebenarnya?”
Seketika itu Bilal berdiri dengan terkejut dan marah sejadi-jadinya sambil berkata, “Demi Allah, aku akan mengadukanmu kepada Rasulullah SAW,” lalu Bilal pun pergi kepada Rasulullah SAW.
Maka sudah seharusnya, dalam menyelesaikan konflik, kita juga meniru para sahabat untuk meminta pendapat dari pihak lain yang netral dan punya kapasitas untuk membantu menyelesaikan masalah.
*Keempat, Fokus pada persamaan dan sesekali berkompromi.*
Rakyat Indonesia sudah berbeda sejak dahulu kala. Tapi, ketika datang penjajah, semua perbedaan disimpan rapat dan fokus pada satu tujuan yaitu kemerdekaan. Ini pelajaran penting untuk kita. Bahwa, saat kita berkumpul bersama, pasti karena ada satu kesamaan. Termasuk dalam komunitas bisnis, kita sama-sama punya tujuan untuk memperbaiki keluarga baik dari sisi penafkahan maupun keharmonisan.
Ini adalah visi besar. Sedangkan perbedaan kita (selama bukan hal prinsip) adalah hal kecil dan sepele, yang bisa dinomersekiankan. Maka sangat naif kalau hal yang besar dan penting dikalahkan oleh hal kecil yang sebenarnya tidak prioritas.
*Kelima, Saling mendoakan.*
Ini jangan sampai diabaikan. Dalam hadits Rosululloh menganjurkan kita untuk "afshus salam", menyebarkan salam.
Apa artinya? Saling mendoakan kebaikan. Makna ini menyiratkan sebuah perintah bahwa saling mendoakan kebaikan harus menjadi kebiasaan kita.
Jangan pernah takut nanti kebaikan hanya untuk saudara kita dan kita tidak mendapatkannya. Karena janji Alloh, saat kita mendoakan kebaikan untuk saudara kita tanpa sepengetahuannya, maka Alloh akan mendoakan hal yang sama untuk kita.
MaasyaaAlloh, kira-kira lebih mustajab mana ya, doa kita untuk saudara kita atau doa malaikat untuk kita?😍
Mudah-mudahan Alloh memudahkan kita untuk mengamalkan hal-hal di atas. Sehingga kita semakin solid, dan kebersamaan kita bukan hanya di dunia, tapi kelak dikumpulkan kembali di syurga. Aamiin..
Peluang Usaha Ippho Santosa, Peluang Usaha baru, Peluang Usaha terbaik, Peluang Usaha modal kecil, Peluang Usaha 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar